Back to home

Senin, 14 Februari 2011

Negara Dinilai Melakukan Pembiaran

Oleh : wartha / 09-Feb-2011 04:24:47


Negara dinilai melakukan pembiaran tindak kekerasan dalam kasus bentrokan antara warga dengan jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandenglang, Banten dan perusakan gereja di Temanggung, Jawa Tengah.

Kekerasan atas nama agama kembali terjadi di Temanggung. Massa melakukan perusakan terhadap 3 gereja. Kekerasan ini terjadi selang dua hari setelah bentrokan antara warga dan jemaah Ahmadiyah di Desa Umbulan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada Minggu (6/2).

Para aktivis kerukunan beragama menuding negara telah melakukan pelanggaran HAM dengan pembiaran atas aksi kekerasan.

Anggota Badan Pekerja Lintas Agama Romo Benny Susetyo mengungkapkan bahwa aksi kekerasan yang terjadi di Pandeglang dan Temanggung memiliki modus yang sama dengan aksi kekerasan di Situbondo pada 1996.

Ia menyatakan pemerintah harus bertindak tegas untuk menuntaskan aksi kekerasan atas nama agama. Sejauh ini, menurutnya, aksi kekerasan atas nama agama tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Akibatnya pelaku kekerasan merasa kebal terhadap hukum dan mengulang aksi.

Ketua Badan Pekerja Setara Institute Hendardi menyayangkan reaksi yang dikeluarkan pemerintah, yang cenderung mempersalahkan jemaah Ahmadiyah dalam peristiwa di Pandeglang.

Menurutnya, polisi justru membiarkan aksi kekerasan itu. Polisi justru mengalihkan permasalahan ini pada Surat Keputusan Bersama 3 Menteri yang mengatur mengenai Ahmadiyah.

Direktur Wahid Institute Yenny Zannuba Wahid mengungkapkan aksi kekerasan ini telah terjadi berulang kali. Menurutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus melakukan tindakan tegas untuk melindungi masyarakat dari aksi kekerasan.

Praktisi Hukum Todung Mulya Lubis juga mengecam tindakan pemerintah yang tidak sigap. Intelijen kepolisian tidak berfungsi dengan baik dalam melakukan fungsi preventif.

Todung mengancam mengadukan pelanggaran HAM tersebut ke tingkat regional dan internasional. Menurutnya pemerintah tidak memiliki hasrat penegakan HAM.

Sedangkan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Adhie Massardi menyatakan aksi kekerasan yang terjadi beruntun membuktikan lemahnya kepemimpinan Presiden Yudhoyono. Presiden gagal menjamin kesejahteraan dan ketentraman kehidupan masyarakat.(MI)

Tidak ada komentar: